Selamat Pagi..
Aku rasa baru kali ini aku bangun pagi di hari Minggu lalu menikmati secangkir teh bersama beberapa potong roti yang kubeli semalam.
Dengan wajah yang kusut kubuka jendela kamar. Nampak mentari pagi menyinari sisa2 gelap semalam. Suara conggeret masih setia memekik dunia.
Perlahan mulai kuaduk secangkir teh ini. Pelan penuh harapan. Berharap rasa manis dan aroma ini pas di mulut. Seperti teh buatan Ibu atau kekasihku dulu. Kekasih yang dulu? Ya..kekasih yang pernah menghampiri hatiku. Artinya kini tak lagi bersama.
Aku ingat saat kau membuka pintu rumahmu. Aku ingat saat kau sajikan teh hangat. Bersama Ibu dan Nenekmu berbincang di tengah ruang. Lalu kita bercanda dan bermesraan. Manis memang.
Hingga akhirnya suatu malam yang tak terduga, kita memutuskan untuk tidak lagi bersama. Banyak alasan yang telah kau pertimbangkan. Dan aku bisa mengerti.
Kuseduh teh yang telah kubuat sendiri. Aneh, teh yang tadinya manis kali ini terasa tawar, hambar tak berasa, seperti teh orang Sunda.
Aku teringat pada teh yang biasa ia sajikan dulu, lalu aku bandingkan teh yang aku seduh kini. Berbeda. Teh yang dahulu manis dengan rasa yang pas kini berubah menjadi tawar tak berasa, hanya aroma teh saja. Sepertinya sendok teh ini telah berjalan mundur. Teh manis berubah menjadi tawar. Kehidupan manis kini kembali menjadi hambar kembali.
Aku hanya berharap suatu saat ada seoraang wanita yang mengaduk teh buatanku ini, yang dapat mengubah teh tawar menjadi manis. Lalu kunikmati bersama ia berdua.
Kapan? Aku tak tahu.
*cerita ini diambil dari @fiksimini buatanku
RT @FikrieRosano : Sendok Teh berjalan mundur. Teh manis berubah menjadi tawar.